MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak lepas dari
hubungan sosialnya terhadap lingkungan. Tidak terkecuali manusia berhubungan
dengan kebudayaan sendiri. Manusia menciptakan kebudayaannya sendiri dan
manusia hidup karena adanya kebudayaan. Kebudayaan akan terus berkembang
seiring berjalannya waktu manakal manusia mau melestarikan kebdayaan dan bukan
merusaknya. Maka manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain,
karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan.
Setiap harinya manusia melihat dan menggunakan kebudayaan, bahkan kadang kala
tanpa disadari manusia merusak kebudayaannya sendiri.
Terciptanya hubungan yang erat antara manusia
(terutama masyarakat) dan kebudayaan telah lebih jauh diungkapkan oleh Melville
J. Herkovits dan bronislaw Malinowski, yang mengemukakan bahwa cultural
determinism berarti segala sesuatu yang terdapat didalam masyarakat ditentukan
adanya oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu. (Soemardjan, Selo:
1964: 115). Kemudian Herkovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang
superorganic. Karena kebudayaan berturun temurun dari generasi ke generasi
tetap hidup. Walaupun manusia yang menjadi anggota masyarakat sudah berganti
karena kelahiran dan kematian.
Lebih jauh dapat dilihat dari definisi yang
dikemukakan oleh E. B. Tylor (1871) dalam bukunya Primitive Culture: kebudayaan
adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,
adat istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang
didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan lain perkataan,
kebudayaan mencakup kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia
sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang
dipelajari dari pola-pola perilaku normative. Oleh karena itu, manusia yang
mempelajari kebudayaan dari masyarakat, bisa membangun kebudayaan (konstruktif)
dan bisa juga merusaknya (destruktif).
Contoh kasus :
Pagelaran Wayang Kulit dan Gamelan Pukau Warga
Meksiko di Universitas Terbesar Amerika Latin

Jakarta, Aktual.com — Aksi wayang diiringi dentingan gamelan berhasil memukau para penonton
di Meksiko, yang digelar di CCU Tlatelolco UNAM atau Centro Cultural
Universitario pada Minggu (9/10). Pertunjukan wayang dan gamelan dengan lakon
el caracol dorado atau Keong Emas berlangsung kurang lebih 2 jam.
Perhelatan wayang dan gamelan ini dalam rangka
penutupan acara pameran el viaje de los objetos, dimana selama 4 bulan
ditampilkan koleksi wayang kulit dan wayang golek dari Universidad Nacional
Autonoma de Mexico, yang merupakan universitas terbesar se Amerika Latin.
Koleksi wayang yang didapat sejak tahun 1968 ketika Meksiko menjadi tuan rumah
olimpiade musim panas di tahun tersebut pun ikut meramaikan pagelaran tersebut.

Antusiasme masyarakat Meksiko untuk mengenal wayang
yang beraksi di layar kelir sang dalang ini tak terbendung. Hal itu terlihat
dari banyak penonton yang membludak melebihi kapasitas. Bahkan banyak penonton
yang tidak bisa masuk ingin menyaksikan pertunjukan wayang dan gamelan group
Indra Swara sebagai gong pameran tgersebut.
Deborah Dorotinsky selaku direktur pameran mengaku,
sangat terhormat karena bisa menyaksikan secara langsung pertunjukan wayang
kulit asal Indonesia ini. Deborah pun berharap, pusat kebudayaan Universitas
UNAM bisa terus berpartisipasi dalam mempromosikan keindahan seni wayang
Indonesia, baik di kalangan universitas maupun di Meksiko secara umum.
Group Indra Swara didirikan oleh Fitra Ismu Kusumo
sejak tahun 2002, berawal dari group musik gamelan dan tari. Sejak 2012 Fitra
mulai mengembangkan seni wayang nusantara di Meksiko, yang kemudian pada tahun
2014, Fitra berhasil mempersembahkan pertunjukan wayang lakon Ramayana dalam
bahasa Spanyol di Museum Nasional Meksiko.

Fitra mengatakan, antusiasme masyarakat Meksiko
terhadap seni gamelan maupun seni wayang sangatlah tinggi, dilihat dari
penonton yang selalu membludak disetiap pertunjukan wayang yang diselenggarakan
groupnya.
Fitra pun berharap agar pemerintah Indonesia selalu
mendukung kesenian asal Indonesa ini. Terutama dalam mempromosikan seni
tradisional ini di kancah dunia. Group Indra Swara adalah group promosi seni
Indonesia yang terdiri dari warga negara Meksiko yang antusias belajar mengenal
seni dan budaya Indonesia, beberapa diantaranya pernah belajar langsung di
tanah air melalui program beasiswa Darmasiswa Kemendikbud
Sumber:
http://www.aktual.com/pegalaran-wayang-kulit-dan-gamelan-pukau-warga-meksiko-di-universitas-terbesar-amerika-latin/
Hasil Studi Kasus:
Perkembangan kebudayaan terhadap dinamika kehidupan
seseorang bersifat kompleks, dan memilki eksistensi dan berkesinambungan dan
juga menjadi warisan sosial. Seseorang mampu mempengaruhi kebudayaan dan
memberikan peluang untuk terjadinya perubahan kebudayaan.
Kebudayaan yang dimiliki suatu kelompok tidak akan
terhindar dari pengaruh pengaruh kebudayaan kelompok-kelompok lain dengan adaya
kontak-kontak antar kelompok atau melalui proses difusi. Suatu kelompok sosial
akan mengadopsi suatu kebudayaan tertentu apabila kebudayaan tersebut berguna
untuk mengatasi atau memenuhi tuntutan yang dihadapinya. Pengadopsian tersebut
dipengaruhi oleh faktor-faktor fisikal, seperti iklim, topografi sumber daya
alam dan sejenisnya.
Perkembangan zaman juga mendorong terjadinya
perubahan-perubahan disegala bidang termasuk dalam kebudayaan. Mau tidak mau
kebudayaan yang dianut semua kelompok sosial akan bergeser baik itu secara
lambat maupun cepat yang akanm menimbulkan antara kelompok-kelompok yang
menghendaki perubahan dan yang tidak menghendaki perubahan.
Hal yang terpenting dalam proses pengembangan suatu
kebudayaan adalah dengan adanya kontrol atau kendali terhadap prilaku reguler
(yang tampak) yang ditampilkan oleh para penganut kebudayaan. Karena tidak
jarang perilaku yang ditampilkan sangat bertolak belakang dengan perilaku yang
dianut didalam kelompok sosialnya. Yang diperlukan disini adalah kontrol sosial
yang ada dimasyarakat, yang menjadi suatu pendukung bagi komunitas yang menganut
kebudayaan tersebut. Sehingga mereka dapat memilah-milah, mana kebudayaan yang
sesuai dan mana yang tidak sesuai.
Terlihat pada contoh kasus diatas dimana kebudayaan
Indesia khususnya wayang golek ditampilkan di amerika latin. Banyak penontonnya
sangat tertarik akan pertunjukan yang diselenggarakan. Sebagai warga Indonesia
pastilah kita bagga dan mendukung adanya pagelaran-pagelaran di luar negeri.
Jadi,
dapat disimpulkan manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu
kebudayaan akan terus hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan
kebudayaan dan bukan merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak
dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak
berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan
kebudayaan, bahkan kadang kala disadari atau tidak manusia merusak kebudayaan.
0 komentar:
Posting Komentar