MERPATI PUTIH
Di dunia
ini kejahatan bukanlah hal yang tabu. Bahkan di Indonesia sendiri kejahatan
sudah menjadi bagian hidup. Kejahatan sering terjadi di kota-kota besar. Pelaku
dari kejahatan tidak jauh dari orang-orang sekitar kita. Pemicu dari kejahatan
ini adalah adanya kesempatan. Dalam melakukan aksinya kejahatan tidak pandang
bulu mulai dari anak tk sampai orang lanjut usia bisa menjadi korban.
Dalam
melawan kejahatan kita tidak seharusnya membawa senjata tajam tetapi kita bisa
membawa stundgun atau cabe semprot hal ini untuk berjaga-jaga. Kata orang sedia
payung sebelum hujan. Bukan hanya dengan kita membawa alat pelindung diri kita
juga mesti melakukan antisipipasi dengan beberapa hal contoh tidak memamerkan
benda berharga seperti memakai perhiasan secara berlebih.
Bagaimana
jika kita lupa membawa alat pelindung diri? Apakah kita harus teriak saat
mengalami kejahatan? .Mungkin sebagian orang berpikir cara ini ampuh tapi perlu
anda ketahui bisa saja pelaku kejahatan membawa senjata tajam dan mengancam
anda jika teriak anda akan ditembak/ditusuk. Pada saat inilah kita perlu ilmu
bela diri.
Ilmu
bela diri memang tidak wajib tapi bila bisa menguasainya alangkah lebih bagus.
Karena ada saatnya kejahatan menimpa kita tanpa kita ketahui kapan dan dimana
serta siapa pelakunya.
Indonesia
sendiri memiliki ilmu bela diri yang tidak kalah kerennya dengan luar negeri. Pencak
silat itulah nama ilmu bela diri tersebut. Pencak silat sudah ada sejak jaman
dulu bahkan sudah pernah difilmkan. Banyak perguruan pencak silat di Indonesia.
Salah satunya bernama Merpati Putih.
Dalam
menuntut ilmu Merpati Putih melakukannya dengan realitas dan logis tidak ada
mantra dan klenik. Kemampuan para pesilat Merpati Putih dalam mematahkan
benda-benda keras seperti baja, beton dan sebagainya didapat dari zat Adenose
Tripospat (ATP).
Bernapas
merupakan kegiatan sehari-hari yang pasti kita lakukan. Menghirup napas bisa
dikatakan sebagai usaha membersihkan paru-paru. Peristiwa pernapasan melibatkan
oksigen (zat asam), sehingga terjadilah peristiwa kimiawi yang disebut oksidasi
dan menimbulkan panas atau energi.
Dalam
teori listrik, kekurangan satu elektron dari satu atom akan menimbulkan gaya
listrik. Ketika kita menghirup napas yang kemudian ditahan, akan terjadi pula
kekurangan zat asam. Pada saat berlangsung kekurangan ini, timbul satu zat baru
yang sangat aktif untuk membantu mempercepat pengulangan peristiwa kimiawi
tadi. Zat ini dikenal sebagai Adenose Triposphat atau disingkat ATP. Tenaga
yang ditimbulkan ATP ini adalah 5 kali tenaga yang dihasilkan oleh peristiwa
oksidasi itu sendiri.
Untuk
mendapatkan ATP diperlukan syarat-syarat, seperti penegangan otot, kemudian
digabungkan dengan kemampuan psikis dan biologis. Kalau proses oksidasi ters
berulang dengan cepat maka akan timbul getaran. Getaran bisa ditingkatkan
frequensinya bila kita mengenal ciri-cirinya. Teknik getaran inilah yang
dimanfaatkan Merpati Putih untuk memecahkan benda-benda keras seperti balok es
atau beton cor.
Dengan
mengirim getaran lewat tangan, kaki atau kepala akan mempengaruhi susunan
molekul pada benda yang akan dipatahkan. Pada saat molekul pada garis yang kita
jadikan sasarna itu berada dalam keadaan labil, maka sasaran itu kita hantam.
Jadi yang terpenting disini bukan kekuatan tetapi momentum pukulan.
Dengan
alat yang disebut osciloscope telah berhasil dideteksi lima macam getaran yang
ada pada murid Merpati Putih. Sedangkan menurut Dewan Guru masih ada getaran
keenam, tetapi masih dalam taraf pengujian.
SEJARAH
MERPATI PUTIH. Ilmu Merpati Putih diwariskan secara turun-menurun pada masa
Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Susuhunan Pangeran Prabu Mangkurat
Ingkang Jumeneng Ing Kartosuro di lingkungan kelarga. Latar belakang
didirakannya PPS Betako Merpati Putih adalah hasil pengamatan Sang Guru, Saring
Hadi Poernomo pada awal tahun 1960-an yang
prihatin terhadap perkembangan kehidupan generasi muda yang terkotak-kotak
membentuk kelompok-kelompok yang mencerminkan rapuhnya persatuan dan kesatuan
bangsa. Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 adalah milik bangsa Indonesia, oleh karena itu setiap warga negara
Indonesia mempunyai tanggung jawab, hak, dan kewajiban yang sama dalam
melestarikan kehidupan bangsa dan mencapai tujuan negara. Seni budaya Indonesia
yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa merupakan kekayaan bangsa Indonesia
yang harus dibina dan dikembangkan guna memperkuat penghayatan dan pengamalan
Pancasila, kepribadian bangsa, mempertebal harga diri dan kebanggaan nasional
serta memperkokoh jiwa persatuan.
Atas
dasar hal tersebut tergerak hati nurani beliau untuk berbuat sesuatu demi
kecintaannya pada nusa, bangsa, dan negara. Sumbangsih beliau hanya didasari
keyakinan bahwa "sikap dan perbuatan sekecil apapun, apabila dilandasi
oleh itikad baik pasti akan ada hasilnya". Keyakinan tersebut hingga kini
menjadi semboyan perguruan yaitu: SUMBANGSIHKU TAK SEBERAPA NAMUN KEIKHLASANKU
NYATA.
Dalam
mengembangkan ilmu beladiri ini Sang Guru mengamanatkan empat sikap, watak, dan
perilaku yang harus ditumbuhkan yaitu: (1) rasa jujur dan welas asih, (2)
percaya pada diri sendiri, (3) keserasian dan keselarasan dalam penampilan
sehari-hari, dan (4) menghayati dan mengamalkan sikap itu agar menimbulkan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berdasarkan amanat Sang Guru, kedua
pewaris yang juga puteranya, yaitu Poerwoto Hadi Poernomo dan Budi Santoso Hadi
Poernomo bertekad mengambil langkah nyata dalam pengabdian kepada bangsa dan
negara Republik Indonesia dengan mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu yang
dimiliki keluarga untuk kepentingan nasional.
Atas
berkat dan rakhmat dari Tuhan pada tanggal 2 April 1963 di Yogyakarta, kedua
pewaris membentuk Perguruan Pencak Silat Beladiri Tangan Kosong MERPATI PUTIH
dengan filosofi MERSUDI PATITISING TINDAK PUSAKANE TITISING HENING, yang secara
harafiah berarti "Mencari sampai mendapat tindakan yang benar dalam
ketenangan".
Pada
periode 1995-1998 ini Ketua umum organisasi PPS Betako MERPATI PUTIH adalah
Letjen TNI (Purn) Solihin GP, sedangkan Dewan Pembinanya adalah Bapak Surono,
Bapak Tjokropranolo, Bapak Sugiarto, Bapak Ismail Saleh, SH., Bapak Ir. Azwar
Anas, Bapak Ir. Hartarto, dan Bapak Eddy M. Nalapraya.
FILOSOFI. Merpati Putih, sebuah nama
yang mengandung arti luas dan mendalam, singkatan dari "Mersudi Patitising
Tindak Pusakane Titising Hening, yang secara harafiah dapat diartikan dengan
"Mencari sampai mendapatkan tindakan yang benar dalam ketenangan". Ungkapan
tersebut kemudian menjadi dasar filosofis perguruan yang menggambarkan semangat
dan dinamika anggota dalam mengarungi bahtera kehidupan.
Masih
banyak yang perlu dipahami oleh anggota dalam kaitannya dengan filosofis
perguruan serta hal-hal yang terkandung dalam EMPAT SIKAP, WATAK DAN PERILAKU.
Masih banyak pula yang harus dikerjakan oleh pengurus di seluruh jajaran
organisasi agar pengkajian, penghayatan dan pelaksanaannnya dapat memberikan
manfaat bagi manusia.
TRY-PRASETIA
adalah janji yang harus diucapkan oleh setiap anggota yang menunjukkan tekad
mereka akan sebuah kesepakatan. Keterikatan dan peran serta baik pribadi maupun
bersama dengan anggota lain adalah suatu konsensus, yang meliputi:
1.
Taat dan Percaya
kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.
Mengabdi dan berbakti
kepada Nusa, Bangsa dan Negara Indonesia
3.
Setia dan taat kepada
perguruan
Dalam rangka meningkatkan peran serta anggota
terhadap misi Merpati Putih serta peran serta perguruan dalam pembinaan dan
pengembangan budaya bangsa Indonesia, ditetapkan semboyan yang diharapkan
memotivasi perwujudan peran serta tersebut, yaitu : SUMBANGIHKU TAK SEBERAPA NAMUN KEIKHLASANKU
NYATA.
Dengan demikian tanggung jawab tersebut tidak hanya
berlaku bagi diri pribadi tapi lebih jauh lagi adalah kewajiban perguruan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
AMANAT SANG GURU. Saat
ini aku merasa ada harapan mampu mewariskan ilmu-ilmu yang kumiliki ini
kepadamu. Akan tetapi bukan berarti sampai disini saja tujuannya. Dan mulai
saat ini pula kita harus memberanikan dari mengamalkan ilmu tersebut demi
kepentingan masyarakat banyak.
Artinya, ilmu ini tidak hanya diturunkan kepada keluarga
saja, melainkan dikembangkan juga untuk kepentingan masyarakat. kembangkanlah
untuk kepentingakn Nasional. Amalkan untuk
kepentingan Nusa, Bangsa dan Negara Republik Indonesia.
Sebab
dengan cara kita berusaha mengembangkan budaya bangsa, sama artinya kita
mempertahankan identitas bangsa. Karena budaya adalah salah satu unsur perwujudan
kepribadian bangsa.
Pencak
silat sebagai alah raga bela diri besar manfaat dan faedahnya dalam pembentukan
diri dan pribadi. "Diri melihat bentuk fisik, yang artinya kondisi fisik
sehat, sedang pribadi, dilihat dari segi penampilan, sikap budi, yang lebih
cenderung disebut : sikap mental dan moral".
Empat
sikap watak dan prilaku yang menjadi banyak orang belajar pencak silat :
1.
Akan menumbuhkan rasa
jujur dan welas asih.
2.
Menumbuhkan rasa
percaya pada diri sendiri sebab didasarkan pada kemampuan yang dimikliki diri
pribadi.
3.
Dalam mempelajari
pencak silat akan mendalami masalah keserasian dan keselarasan gerak, dan hal
ini terwujud dalam sikap serta penampilannya sehari-hari.
4.
Bagi pesilat yang
benar-benar menghayati apa yang didapatkan dari sistem pelajaran akan
menimbulkan ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa.
"Kepribadian yang kuat, memahami hidap dalam
kehidupan"
PENDIDIKAN DAN LATIHAN. Pendidikan dan latihan
di dalam PPS Betako Merpati Putih meliput:
v Pendidikan
dan latihan keterampilan dalam Seni Beladiri dan tata pernapasan
§
- Senam Peregangan
§
- Senam Pemanasan
§
- Nafas Pengolahan
§
- Nafas Pembinaan
§
- Nafas Penghayatan
v Pendidikan
dan latihan bidang kepemimpinan dan atau organisasi, serta pendidikan latihan
bidang intelektual lainnya.
Lama pendidikan setiap tahap, bergantung pada
tingkatan yang berhasil dicapai. Setiap tingkatan mempunyai seragam latihannya
serta materi dan tahap pencapaian yang berlainan.
1.
Tingkat MUDA : Tanda
tanpa tingkatan
2.
Tingkat
DEWASA : Strip merah
3.
Tingkat MADYA : Strip
Jingga
4.
Tingkat WIYATA : Strip
Kuning
v Dari
tingkat Muda sampai dengan tingkat Madya, periode latihan adalah 4 (empat)
bulan untuk setiap tingkat.
Pada
tingkat wiyata, tidak ada batas periode latihan, dalam hal mana siswa pada tingkatan
ini diarahkan untuk :- Mengikuti Program Latihan Prestasi
- Tetap ditingkat Wiyata untuk pembinaan dan pendalaman serta untuk berperan serta dalam pengembangan kelompok kebugaran
Sasaran Pendidikan dan Latihan :
- Kondisi bugar
- Penyembuhan / pengobatan
- Peningkatan Stamina
- Peningkatan Daya Tahan Fisik

0 komentar:
Posting Komentar